Box Redaksi Media Suara Rakyat Indonesia

Dok, foto; Majelis Pengajian Tholabul Ilmi dan Pembacaan Maulid Simtudduror di PP Internasional Al Illiyin Berjalan Khidmat, Abuya Ajak Jamaah Waspada Fitnah terhadap Ulama. Sabtu (15/11/2025).

MSRI, WRINGINANOM, GRESIK - Kegiatan Majelis Pengajian Tholabul Ilmi dan pembacaan Maulid Simtudduror kembali digelar secara khidmat di Pondok Pesantren Internasional Al Illiyin pada Sabtu, 15 November 2025 (malam). Ratusan jamaah dan santri hadir mengikuti rangkaian acara yang berlangsung penuh ketenangan, dipimpin langsung Mursyid Tunggal Jam’iyah Sholawat Ibrohimiyah sekaligus Pengasuh PP Internasional Al Illiyin, Abuya Ahmad Yani Iliyin.

Acara dibuka dengan salam takzim kepada Abuya Ahmad Yani Iliyin yang selama ini menjadi panutan spiritual dan rujukan keilmuan bagi para jamaah. Kegiatan diawali pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan dilanjutkan dengan pengajian Tholabul Ilmi yang menekankan pentingnya menuntut ilmu secara istiqamah sebagai pondasi kehidupan seorang muslim.

Setelah itu, majelis memasuki pembacaan Maulid Simtudduror. Lantunan sholawat menggema dari para jamaah yang larut dalam rasa cinta kepada Rasulullah SAW. Suasana haru dan teduh tampak menyelimuti seluruh ruangan, memperkuat rasa kebersamaan dan persaudaraan di antara para hadirin.

Dalam kesempatan tersebut, Abuya Ahmad Yani Iliyin juga menyampaikan pesan penting terkait maraknya fitnah terhadap ulama dan tokoh agama yang belakangan ini banyak beredar di media sosial. Beliau menegaskan bahwa santri dan jamaah harus bijak serta berhati-hati dalam menerima informasi, terlebih bila menyangkut kehormatan seseorang, apalagi para ulama yang menjadi penjaga ilmu dan penyampai risalah kebaikan.

Abuya mengingatkan agar seluruh jamaah tidak mudah ikut-ikutan menyebarkan kabar yang belum jelas kebenarannya, serta menghindari komentar atau tindakan yang dapat memicu permusuhan di ruang digital. "Saring sebelum sharing" menjadi prinsip yang ditekankan dalam majelis tersebut.

Beliau juga menegaskan bahwa menjaga lisan — baik secara langsung maupun melalui media sosial — merupakan bagian dari adab seorang penuntut ilmu. “Jangan sampai kita terjerumus dalam dosa fitnah hanya karena tergesa-gesa menelan dan menyebarkan informasi yang belum tentu benar,” demikian imbauan yang disampaikan kepada hadirin.

Selain kewaspadaan terhadap fitnah, Abuya juga mengajak seluruh santri dan jamaah untuk selalu menghargai sesama, memperbanyak syukur, dan memperbanyak sholawat sebagai bentuk upaya mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya. Menurut beliau, hati yang tenang, bersih, dan dijaga dengan amalan-amalan kebaikan adalah benteng terbaik dari godaan fitnah, kebencian, dan perpecahan.

Acara berlangsung tertib hingga penutupan. Para jamaah tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan membawa pulang pesan moral yang mendalam baik dalam urusan spiritual maupun dalam bermedia sosial. Harapannya, majelis ini terus menjadi sarana penyubur iman dan penguat ukhuwah di tengah masyarakat.

{Cak Loem}

Baca Juga

dibaca