Media Suara Rakyat Indonesia.id

No Judol, Kominfo Jatim Gaungkan Edukasi Digital untuk Lawan Judi Online

No Judol, Kominfo Jatim Gaungkan Edukasi Digital untuk Lawan Judi Online


MSRI, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menegaskan komitmennya dalam memerangi judi online melalui jalur edukasi digital. Dalam acara Webinar Cerdik (Cerdas Digital) bertajuk “Sosialisasi Jatim No Judol”, Kepala Dinas Kominfo Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin, mengajak para guru dan pelajar untuk mengambil peran sebagai garda depan dalam upaya pencegahan.

Ia menyoroti kisah-kisah pilu yang menghiasi pemberitaan, seperti remaja yang nekat mencuri demi berjudi hingga yang harus dirawat di rumah sakit jiwa karena kecanduan. “Dampak sosial dari judi online sangat nyata. Ini bukan sekadar ancaman digital, ini ancaman moral dan sosial,” kata Sherlita dalam keterangan tertulis, Rabu (28/5/2025).

Data Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mencatat lebih dari 3,8 juta konten judi online telah ditutup. Jumlah ini terus bertambah, dan hingga Februari 2025, tercatat ada tambahan 2 juta lebih konten baru yang ditindak. Fenomena ini tak hanya membuktikan masifnya penyebaran, tetapi juga menunjukkan urgensi literasi digital, khususnya di kalangan pelajar.

Webinar ini diikuti oleh guru dan ketua OSIS dari lima wilayah Bakorwil Jawa Timur, dengan narasumber dari berbagai disiplin. Psikolog dari RSJ Menur, Eukaristianica Theofani, M.Psi., mengangkat materi “Judi Online, Memikat Namun Sesat”. 

Ia menjelaskan bagaimana remaja dari generasi Z dan Alpha, yang disebut sebagai boundary-less generation, menjadi sasaran empuk judi online karena keterampilan digital mereka yang tinggi namun minim filter terhadap informasi global.

Lebih mengkhawatirkan lagi, RSJ Menur mencatat 51 pasien dirawat karena kecanduan judi online hanya dalam tiga bulan pertama tahun ini, dua di antaranya masih di bawah umur. Dari sisi hukum, IPTU Wiwit Widiyanto dari Ditreskrimsus Polda Jatim menjelaskan ancaman pidana bagi pelaku maupun pengguna platform judi online, yang kerap luput dari perhatian publik karena dilakukan secara daring.

Sherlita menekankan pentingnya sinergi. “Kami mengajak semua pihak — pemerintah, aparat, guru, dan anak-anak kita — untuk menciptakan lingkungan belajar yang bersih dan sehat, bebas dari pengaruh judi online,” pungkasnya. Ia juga menyebut bahwa guru dan siswa memiliki peran strategis sebagai agent of change untuk menyebarkan pesan-pesan positif di sekolah.

Melalui literasi digital, kolaborasi antar lembaga, dan intervensi yang tepat, Jawa Timur meneguhkan langkahnya menuju generasi muda yang cerdas, berintegritas, dan bebas dari jerat judi online.

{ Redaksi }

Dinas KOMINFO JATIM

Baca Juga

dibaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama
Media Suara Rakyat Indonesia.id