Momentum Temu Kawan di Warkop Bago Tulungagung "Terinspirasi Rokok Lintingan"

Momentum Temu Kawan di Warkop Bago Tulungagung "Terinspirasi Rokok Lintingan"
Dok, foto; Momentum Temu Kawan di Warkop Bago Tulungagung "Terinspirasi Rokok Lintingan". Jumat (31/10/2025).

MSRI, TULUNGAGUNG - Jumat, 31 Oktober 2025 tanpa disadari ada suatu obrolan antara Kinan dan Huri sedang ngobrol di warkop Bago wilayah Tulungagung, tentang rokok lintingan. Kinan penasaran tentang keistimewaan rokok lintingan, dan Huri  menjelaskan bahwa salah satu keistimewaannya adalah menghemat uang.

Kinan kemudian mencoba rokok lintingan dan merasakan kenikmatan tersendiri. Ia menyadari bahwa dengan menikmati dan mensyukuri hal-hal kecil, kita bisa menemukan kenikmatan di dalamnya, meskipun sedang bokek.

Bagi Kinan, rokok lintingan bukan sekadar alternatif yang lebih hemat di kala kantong kosong. Lebih dari itu, pengalaman sederhana ini mengajarkannya makna mendalam tentang kebahagiaan dan rasa syukur.

Momentum Temu Kawan di Warkop Bago Tulungagung "Terinspirasi Rokok Lintingan"


ketika seseorang tidak memiliki banyak pilihan, ia akan belajar untuk menghargai apa yang ada. Dengan melinting rokoknya sendiri, kini Kinan pun menemukan kenikmatan yang mungkin terlewat jika ia hanya membeli rokok kemasan. Ini adalah pengingat bahwa kebahagiaan sejati sering kali ditemukan dalam detail-detail kecil yang sederhana.

Melinting rokok melalui beberapa sebuah proses, mulai dari mengambil tembakau, menyiapkannya, hingga menggulungnya. Proses ini membangun interaksi dan kebersamaan, seperti yang dijelaskan Huri . Proses yang disengaja ini menciptakan momen yang lebih personal dan intim, sehingga hasil akhirnya terasa lebih memuaskan.

Seperti yang dialami Kinan, sesuatu yang dianggap biasa atau bahkan remeh bisa memberikan pengalaman tak terduga. Rasa kenikmatan yang ia temukan pada rokok lintingan adalah bukti bahwa hal-hal istimewa bisa muncul dari sumber-sumber yang paling sederhana.

Secara keseluruhan, cerita Kinan menggambarkan pergeseran perspektif, dari merasa kekurangan menjadi merasa cukup. Pengalaman ini adalah pengingat bahwa sikap mental terhadap situasi—bukan situasi itu sendiri—yang pada akhirnya menentukan kebahagiaan seseorang.

Reporter: Huntoro

Divisi Investigasi

Baca Juga

dibaca

Post a Comment

Hi Please, Do not Spam in Comments

Lebih baru Lebih lama