Box Redaksi Media Suara Rakyat Indonesia

MSRI, WRINGINANOM - Pondok Pesantren Internasional Al-Iliyin dengan suasana malam Sabtu Pon begitu khusyuk dan penuh keberkahan di lingkungan Majelis Sentral Jam’iyyah Sholawat Ibrohimiyyah. Ratusan jamaah dari berbagai daerah kembali memadati tempat pengajian untuk mengikuti Pengaosan Rutinan Sholawatan yang digelar setiap bulan sekali, tepatnya pada malam Sabtu Pon menjelang Minggu Wage. Tradisi ini telah menjadi bagian dari istiqomah spiritual para jamaah yang senantiasa mencari ketenangan batin dan kedekatan dengan Sang Pencipta.

Acara diawali dengan pelaksanaan shalat taubat dan shalat hajat berjamaah, sebagai bentuk penghambaan diri dan permohonan ampun kepada Allah SWT atas segala khilaf dan dosa. Suara takbir dan istighfar menggema dengan lirih namun penuh makna, membawa suasana hati setiap hadirin larut dalam kebeningan  yang mendalam.

Usai shalat taubatan dan sholat hajat bersama, dilanjutkan dengan pembacaan dzikir, istighotsah, serta lantunan sholawat yang dipimpin oleh Abuya Ahmad Yani Illiyin yang biasa di panggil Abuya, Beliau adalah pengasuh dan pendiri Pondok Internasional Al-Iliyin, asatidz, dan pengurus majelis. Gema sholawat “Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad” terdengar merdu dan penuh rasa cinta, membuat suasana malam itu terasa hangat dan damai. Jamaah tampakan hanyut dalam alunan sholawat, sebagian meneteskan air mata haru, seolah-olah rindu kepada Rasulullah SWT yang dirasakan begitu nyata dalam hati mereka.

Majelis rutinan ini bukan sekadar kegiatan ibadah biasa. Lebih dari itu, ia merupakan sarana pembinaan ruhani yang mengajarkan makna “golek padange urip”, mencari penerang hidup melalui zikir dan sholawat. Seperti yang sering disampaikan oleh para pengasuh majelis, manusia hidup di dunia tidak hanya butuh pangan dan sandang, tetapi juga cahyo marang Gusti kang Merdumadi — sinar petunjuk dari Allah yang menerangi jalan hidup agar selamat dunia akhirat.

Melalui kegiatan ini, Jam’iyyah Sholawat Ibrohimiyyah berupaya menanamkan nilai-nilai keikhlasan, kesederhanaan, dan cinta kepada sesama. Para jamaah tidak hanya diajak untuk memperbanyak dzikir, namun juga untuk memperbaiki diri, memperkuat ukhuwah, dan menebar kebaikan di lingkungan masing-masing.

Di tengah derasnya arus dunia modern yang sering kali membuat hati kering dan gelisah, majelis sholawat seperti ini menjadi oase spiritual yang menyejukkan. Dengan istiqomah mengadakan pengajian bulanan, para jamaah diingatkan bahwa jalan menuju kebahagiaan sejati hanyalah dengan mendekat kepada Allah dan meneladani akhlak Rasulullah SWT.

Malam itu, kegiatan ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu habaib. Doa dipanjatkan agar Allah senantiasa memberikan keberkahan, keselamatan, serta cahaya hidayah kepada seluruh jamaah. Tidak sedikit yang berharap agar dengan istiqomah hadir dalam majelis sholawat, hidup mereka menjadi lebih terang, hati lebih lapang, dan langkah selalu dalam ridha Ilahi.

Majelis Pengaosan Rutinan Sholawatan Sentral Jam’iyyah Sholawat Ibrohimiyyah ini membuktikan bahwa nilai-nilai spiritual dan budaya religius masih hidup kuat di tengah masyarakat. Dengan semangat golek padange urip, jamaah terus berusaha menjemput cahyo marang Gusti, sebagai penerang dalam setiap langkah menuju keselamatan dunia dan akhirat.

{Cak Loem}

Baca Juga

dibaca