![]() |
| Dok, foto; Tholabul Ilmi Hidupkan Malam 1 Rajab, Dari Pesantren Internasional Al-Iliyin Mengalir Doa dan Sholawat. Sabtu (20/12/2025). |
MSRI, WRINGINANOM GRESIK - Malam itu, langit Wringinanom seolah ikut bersujud. Angin berembus pelan, membawa lantunan sholawat yang mengalir dari Pondok Pesantren Internasional Al-Iliyin. Di malam pertama bulan Rajab, ratusan langkah manusia menyatu dalam satu tujuan: mencari berkah, menjemput ilmu, dan mengetuk pintu langit dengan doa.
Di bawah cahaya lampu pesantren yang temaram, Majelis Istiqomah Pengajian dan Sholawatan Tholabul Ilmi Jam’iyyah Sholawat Ibrohimiyah digelar dengan penuh kekhusyukan. Deretan masyayikh, kiai, dan asatidz duduk bersahaja di panggung utama.
Suasana khidmat dan penuh limpahan keberkahan menyelimuti pelaksanaan Majelis Istiqomah Pengajian dan Sholawatan Tholabul Ilmi Jam’iyyah Sholawat Ibrohimiyah dalam rangka menghidupkan malam pertama bulan Rajab. Kegiatan tersebut digelar di lingkungan Pondok Pesantren Internasional Al-Iliyin, Dusun Sumberwaru RT 02 RW 03, Desa Sumberwaru, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu malam (20/12/2025).
Berdasarkan dokumentasi foto serta siaran langsung melalui kanal YouTube, tampak ratusan jamaah memadati area majelis. Deretan masyayikh, kiai, dan asatidz duduk di panggung utama dengan latar bertuliskan “Majelis Istiqomah Pengajian dan Sholawatan Tholabul Ilmi Jam’iyyah Sholawat Ibrohimiyah – Rutin Sabtu Malam Minggu.” Nuansa pesantren terasa begitu kental, mempertemukan tradisi keilmuan, sholawat, serta adab Ahlussunnah wal Jama’ah dalam satu majelis yang penuh keteduhan.
Acara diawali dengan lantunan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW yang menggema syahdu, mengalirkan ketenangan di relung hati para jamaah. Dzikir, sholawat, dan doa dipanjatkan dengan niat menghidupkan malam 1 Rajab—salah satu malam istimewa dalam kalender hijriyah yang memiliki keutamaan besar. Dalam suasana penuh kekhusyukan, majelis ini menjadi wasilah untuk meneguhkan cinta kepada Rasulullah SAW sekaligus memperdalam ilmu agama.
Dalam mau’idhah hasanah, para kiai menekankan keutamaan menghidupkan malam pertama bulan Rajab dengan ibadah dan tholabul ilmi. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam Kitab Durrotun Nasihin:
“Barangsiapa yang menghidupkan (dengan ibadah) malam pertama di bulan Rajab, maka hatinya tidak akan mati ketika hati-hati mati. Allah akan menaburkan kebaikan dari atas kepalanya, dan ia keluar dari dosa-dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan. Bahkan, ia diberi hak untuk memberi syafaat kepada tujuh puluh ribu orang yang berdosa yang telah diwajibkan masuk neraka.”
Para penceramah menegaskan bahwa mengisi malam 1 Rajab dengan tholabul ilmi, dzikir, dan sholawat merupakan ibadah yang memiliki fadhilah sangat besar. Selain sebagai bentuk taqarrub kepada Allah SWT, malam tersebut diyakini sebagai waktu yang mustajabah untuk memanjatkan doa—baik untuk kepentingan pribadi, keluarga, maupun keselamatan umat dan bangsa.
“Rajab adalah bulan pembuka menuju Ramadhan. Siapa yang memuliakan Rajab dengan ilmu dan ibadah, insyaAllah akan dimudahkan untuk memuliakan bulan-bulan setelahnya,” ujar salah satu kiai dalam tausiyahnya, sebagaimana terekam dalam siaran langsung.
Pemimpin Redaksi Media Suara Rakyat Indonesia (MSRI), Slamet Pramono, yang akrab disapa Bram, menyampaikan apresiasi mendalam atas istiqomahnya Pondok Pesantren Internasional Al-Iliyin dalam menjaga tradisi keilmuan dan spiritualitas umat.
“Majelis seperti ini bukan sekadar rutinitas keagamaan, tetapi merupakan benteng moral dan spiritual umat. Di tengah arus zaman yang semakin bising, tholabul ilmi dan sholawat adalah jalan sunyi untuk menjaga kejernihan akal, keluhuran akhlak, dan kedalaman iman,” ujar Bram.
Ia menambahkan bahwa pesantren memiliki peran strategis dalam merawat nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin sekaligus menjadi penyeimbang kehidupan sosial masyarakat.
“Dari majelis-majelis inilah lahir umat yang berilmu, beradab, dan berkesadaran spiritual. MSRI memandang penting untuk terus mengangkat kegiatan seperti ini agar menjadi inspirasi dan pengingat bagi umat,” tegasnya.
Kegiatan ini tidak hanya dihadiri jamaah secara langsung, tetapi juga disiarkan melalui platform YouTube, memungkinkan jamaah dari berbagai daerah turut mengikuti pengajian, sholawatan, dan doa bersama. Langkah tersebut menjadi bukti bahwa dakwah pesantren mampu beradaptasi dengan teknologi digital tanpa kehilangan ruh tradisi dan sanad keilmuan.
Panitia menyampaikan bahwa Majelis Tholabul Ilmi akan terus digelar secara istiqomah sebagai ikhtiar menjaga tradisi keilmuan Islam, memperkuat akhlak umat, serta merawat nilai-nilai kebersamaan. Dari Pondok Pesantren Internasional Al-Iliyin, doa-doa dipanjatkan agar umat Islam senantiasa dianugerahi keberkahan, keistiqomahan, serta keselamatan dunia dan akhirat.
{Cak Loem}
dibaca




Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments