![]() |
| Dok, foto; Dzikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara Menggema dari Pesantren Internasional Al Illiyin. Akan digelar, Minggu (Ahad) sekira pukul 08.00 WIB - hingga selesai. |
MSRI, WRINGINANOM GRESIK - Pondok Pesantren Internasional Al Illiyin, Wringinanom, Kabupaten Gresik, menjadi pusat lantunan doa dan kesadaran kebangsaan dalam Dzikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara yang digelar khidmat pada Ahad, 21 Desember 2025, Pukul 08.00 WIB - selesai. Kegiatan ini dirangkai dengan Pelantikan Pengurus Anak Cabang (PAC) JATMA Aswaja kabupaten/kota se-Jawa Timur, menghadirkan harmoni antara spiritualitas Islam dan komitmen kebangsaan.
Ribuan santri, kiai, habaib, tokoh masyarakat, serta pengurus JATMA Aswaja dari berbagai daerah akan memadati kawasan pesantren. Dzikir dan doa bersama dipanjatkan sebagai ikhtiar batin demi keselamatan bangsa, persatuan umat, dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ketika suasana religius terasa mendalam saat kalimat-kalimat tauhid, shalawat, dan munajat mengalir serempak. Momentum ini tidak sekadar menjadi ritual spiritual, melainkan juga peneguhan nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah yang moderat, rahmatan lil ‘alamin, serta kokoh menjaga persatuan dan kebhinekaan.
Pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Internasional Al Illiyin, Abuya Ahmad Yani Illiyin, dalam tausiyahnya menegaskan bahwa dzikir dan bela negara adalah dua laku yang saling menguatkan.
“Dzikir adalah kekuatan ruhani, sedangkan bela negara adalah wujud tanggung jawab lahiriah. Ketika keduanya disatukan, maka lahirlah umat yang kuat imannya, lurus akhlaknya, dan teguh cintanya kepada tanah air,” tutur Abuya Ahmad Yani Illiyin kepada wartawan Media Suara Rakyat Indonesia (MSRI). Sabtu (20/12/2025).
Abuya menekankan bahwa pesantren memiliki amanah historis sebagai penjaga moral bangsa dan benteng ideologi Islam moderat.
“Sejak dahulu, ulama dan santri berdiri di garda terdepan menjaga Indonesia. Maka merawat NKRI, menjaga persatuan, dan menolak fitnah serta perpecahan adalah bagian dari ibadah,” tambahnya.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Media Suara Rakyat Indonesia (MSRI), Slamet Pramono yang akrab disapa Bram, menilai kegiatan ini sebagai potret ideal peran pesantren dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Pesantren Al Illiyin menunjukkan bahwa spiritualitas tidak menjauhkan umat dari negara, justru menguatkan fondasi kebangsaan. Dzikir kebangsaan ini adalah bentuk jihad moral dan intelektual untuk Indonesia,” tegas Bram.
Menurutnya, pelantikan PAC JATMA Aswaja se-Jawa Timur menjadi langkah strategis dalam memperluas dakwah Islam Aswaja yang damai dan berorientasi pada kemaslahatan umat dan bangsa.
“Ketika dzikir, ikrar, dan komitmen organisasi berjalan seiring, maka yang lahir adalah kekuatan umat yang dewasa secara spiritual dan matang secara kebangsaan,” pungkasnya.
Melalui kegiatan ini, Pondok Pesantren Internasional Al Illiyin kembali menegaskan eksistensinya sebagai pusat pendidikan ruhani, penguatan ideologi kebangsaan, serta ruang bertemunya doa dan cita-cita Indonesia yang damai, adil, dan berkeadaban.
{Cak Loem}
dibaca

Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments