![]() |
| Dok, foto; Kadis Kominfo Jatim menjadi Pembicara pada Forum BSSN RI. Selasa (28/10/2025). |
MSRI, JAKARTA - Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Sherlita, menjadi pembicara dalam Cyber Incident Exchange Forum yang diselenggarakan oleh Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN RI) di Auditorium Dr. Rubiono Kertopati, Gedung BSSN, Depok, Selasa (28/10/2025).
Dalam forum tersebut, Sherlita memaparkan strategi tata kelola keamanan siber yang telah diterapkan di pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai pilar kepercayaan layanan publik digital. Ia menekankan bahwa keamanan siber bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal budaya kerja, sinergi lintas sektor, dan komitmen berkelanjutan.
Sherlita menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengacu pada tiga pilar utama dalam membangun sistem keamanan siber. Pertama, confidentiality, yaitu Menjamin data hanya diakses oleh pihak berwenang melalui enkripsi, kontrol akses, dan manajemen identitas. Kedua, integrity, yaitu menjaga keaslian dan keakuratan data sebagai fondasi tata kelola yang efektif. Ketiga, availability, yaitu memastikan data dan sistem dapat diakses oleh pengguna sah saat dibutuhkan.
Ia juga membagikan sejumlah praktik baik yang telah diterapkan di Jawa Timur, mulai dari edukasi dan sosialisasi berkelanjutan di seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), penjaminan kepatuhan dokumen melalui kebijakan dan SOP yang tetap berjalan meski terjadi pergantian personel, hingga dukungan penuh dari pimpinan sebagai kunci keberhasilan tata kelola.
Koordinasi efektif antarunit kerja menjadi elemen penting dalam memastikan implementasi berjalan terpadu dan saling mendukung. Sherlita menekankan bahwa sumber daya manusia yang melek keamanan informasi memiliki peran vital dalam melindungi ruang siber pemerintah dari ancaman.
Selain itu, sinergi dengan para pemangku kepentingan turut mempercepat penerapan standar keamanan informasi. Evaluasi dan audit internal secara berkala juga dilakukan untuk mengidentifikasi celah keamanan dan memperkuat sistem secara menyeluruh.
“Tidak ada satu pun sistem yang tidak bisa diserang. Karena itu, sinergi dan kolaborasi—baik secara internal maupun dengan pemerintah kabupaten/kota serta stakeholder, sangatlah penting,” ujar Sherlita.
Ia menambahkan, hingga saat ini telah terbentuk Tim Tanggap Insiden Siber di seluruh 38 kabupaten/kota di Jawa Timur sebagai langkah konkret menjaga ruang siber daerah secara kolektif.
Sebagi informasi, forum ini diharapkan menjadi wadah strategis bagi pemerintah daerah untuk saling berbagi pengalaman, memperkuat kolaborasi, dan membangun sistem keamanan siber yang tangguh dan terpercaya.
{Redaksi}
Dinas KOMINFO JATIM
dibaca

Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments