![]() |
Dok, foto; Tiga tahun pasien RSUD dr Soetomo mengalami patah kaki dan belum dioperasi, Hadi Gunawan wadul ke Cak Sholeh. |
MSRI, SURABAYA - Seorang warga di Surabaya wadul ke Cak Sholeh terkait pelayanan di RSUD dr Soetomo (rumah sakit umum daerah dr Soetomo). Mengalami trauma (patah tulang kaki) sejak tiga tahun lalu, namun sampai hari ini belum menjalani operasi di rumah sakit milik Pemprov Jatim itu.
“Pada bulan Juli Tahun 2022, saya terjatuh di rumah dan mengalami patah kaki. Kemudian saya berobat ke RSUD dr Soetomo, agar bisa dioperasi dipasang pen,” ujar Hadi Gunawan, warga Tambak Bayan, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya kepada siginews.com disela wadul ke Cak Sholeh, di dekat Taman Apsari, Surabaya, Selasa (19/8/2025) malam.
Ketika itu, Hadi Gunawan (36) mengikuti arahan dari petugas rumah sakit untuk antre menjalani operasi pen pada tulang kaki yang mengalami trauma.
“Tunggu pak, ini masih antre. Antreannya kan sampai 419 di Tahun 2022 itu,” tuturnya.
![]() |
Dok, foto; Hadi Gunawan menunjukkan luka patah kaki kirinya. |
Seiring berjalannya waktu, Hadi bersama istrinya berulang kali mendatangi RSUD dr Soetomo untuk menanyakan, kapan waktunya untuk dioperasi. Ia sampai lupa berapa kali mendatangi ke RSUD Soetomo untuk menanyakan jadwal operasinya. Lagi-lagi, jawaban yang diterimanya hanyalah ‘Tunggu’.
“Pada bulan Juni lalu saya ke sana, jawabannya sama, tunggu lagi. Dan terakhir kali pada dua minggu lalu, saya ke sana (RSUD Soetomo), jawabannya sama, Masih Menunggu Pak. Tunggu ada panggilan. Jadi saya masih digantung dan tidak jelas kapan jadwal operasinya,” katanya.
Akibat ketidakjelasan pelayanan di RSUD dr Soetomo, Hadi tidak bisa bekerja sebagai sales di perusahaan swasta. Ia bersama istri hanya mengandalkan berjualan dagangan kecil-kecilan di rumah istrinya di Jalan Pacuan Kuda, Petemon, Surabaya. Pendapatan dari berjualan itu tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Hadi pun mengalami kesakitan derita yang dialami pada luka patah kaki pada kaki kirinya. Selain nyeri, juga kondisi kaki kirinya lebih besar ukurannya dibandingkan dengan kaki kanannya yang normal.
“Saya kan psien lama, sudah tiga tahun. Saya berharap kepada Gubernur Jatim Ibu Khofifah, agar mengutamakan pasien lama,’ ujarnya.
“Selama tiga tahun ini, otomatis saya tidak bisa bekerja. Saya hanya berjualan di rumah saja. Jualan dikit-dikit. Itu pun sepi pembeli, ekonomi saya semakin menurun. Harapannya saya bisa berjalan lagi dan bisa bekerja lagi,” harapnya.
![]() |
Dok, foto; Hadi Gunawan didampingi istrinya Erda Tandio, warga Surabaya yang menjadi pasien BPJS di RSUD dr Soetomo sejak tiga tahun lalu mengalami patah kaki dan belum dioperasi. |
Sementara itu, Cak Sholeh, pengacara yang dikenal dengan No Viral No Justice mengatakan, kegiatan malam ini bagian dari pergerakan melawan dan menurunkan Gubernur Jatim Khofifah. Agenda diantaranya, menerima keluhan-keluhan yang dialami warga Jawa Timur, termasuk mengenai permasalahan kesehatan yang dialami Hadi Gunawan, warga Surabaya.
“Kita tetap live tiktok, mengedukasi masyarakat agar kita mengkritik Khofifah itu tidak boleh berhenti. Karena momentum di Kabupaten Pati itu sekarang menyebar, hari ini sekarang di Bone Sulawesi, juga demo besar-besaran terkait menentang pajak,
Bedanya kalau Jawa Timur, ini bukan menentang pajaknya, tapi menentang korupsinya. KPK harus segera menangkap Khofifah, karena bagi kita secara terang-benderang Khofifah terlibat di dalam korupsi APBD yang merugikan negara triliunan rupiah. Kalau di Pati itu nggak ada apa-apanya dibanding kesalahan yang dilakukan oleh Khofifah Gubernur Jawa Timur,” kata Cak Sholeh.
Terkait permasalahan kesehatan yang dialami hadi Gunawan, mantan aktivis PRD ini mempertanyakan, apakah karena Hadi pasien BPJS.
“Apakah karena Pak Hadi ini menggunakan BPJS sehingga pelayanan dari RSUD dr Soetomo otu cenderung meremehkan, tidak memberikan pelayanan yang terbaik. Makanya, saya akan mengadvokasi Pak Hadi ini, besok (hari ini) kita viralkan. Harapannya, RSUD dr Soetomo segera memanggil Pak Hadi, kemudian dioperasi,” kata Sholeh.
Mantan Caleg DPR RI Dapil Jatim 1 dari Partai NasDem pada Pileg 2024 ini menegaskan, tiga tahun bukan waktu yang pendek untuk menunggu antrean operasi.
“Apa mau nunggu kiamat, apa menunggu Gunung Semeru meletus, baru dilayani dengan baik,” cetusnya.
Sholeh yang pernah jadi kader PDI Perjuangan, juga mantan kader Partai Gerindra ini mengatakan, dirinya akan membuat konten di No Viral No Justice permasalahan kesehatan yang dihadapi Hadi Gunawan.
“Jika tidak digubris, maka nanti RSUD dr Soetomo mau kita gugat. Pelayanan rumah sakit dr Soetomo sangat buruk, ini menggambarkan kepada publik betapa buruknya kinerja Mak Pipah (Gubernur Khofifah) dan diikuti oleh jajarannya. Tidak hanya di kesehatan. Di pendidikan juga buruk, banyak pungli di SMA negeri, banyak penahanan ijazah di SMA negeri. Jadi tidak hanya masalah korupsi, tapi juga masalah pelayanan juruk buruk,” jelas Sholeh.
{Redaksi}
dibaca
Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments