MediaSuaraRakyatIndonesia.id

Kericuhan Warnai Pelantikan PWI-LS di Soneta Record, Kehadiran Habib Bahar dan Massa FPI Jadi Sorotan

Kericuhan Warnai Pelantikan PWI-LS di Soneta Record, Kehadiran Habib Bahar dan Massa FPI Jadi Sorotan
Dok, foto; Kericuhan Warnai Pelantikan PWI-LS di Soneta Record, Kehadiran Habib Bahar dan Massa FPI Jadi Sorotan.

MSRI, DEPOK - Acara pelantikan Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) yang digelar di Soneta Record, Depok, pada Minggu pagi, berubah menjadi tegang setelah kehadiran Habib Bahar bin Smith bersama massa dari Front Pembela Islam (FPI). Kehadiran mereka memicu kericuhan yang mengganggu jalannya prosesi pelantikan yang seharusnya berlangsung dalam suasana khidmat. Minggu 27 Juli 2025.

Pelantikan ini awalnya dirancang sebagai momentum penting bagi PWI-LS. Persiapan telah dilakukan secara matang oleh panitia, dengan harapan menciptakan suasana damai dan penuh semangat kebersamaan. Namun situasi berubah drastis saat rombongan Habib Bahar tiba di lokasi acara.

Habib Bahar, yang dikenal sebagai tokoh agama kontroversial, datang bersama sejumlah pengikut dengan membawa semangat protes. Dalam orasinya, ia menyampaikan ketidaksetujuan terhadap pelantikan pengurus PWI-LS, meski mengaku tidak mempermasalahkan kegiatan pengajian yang digelar di tempat yang sama.

“Kami tidak akan berdamai dengan kasus ini!” tegas Habib Bahar dalam orasinya, yang memicu sorakan dan ketegangan di antara massa. Pernyataan itu pun menambah panas suasana di lokasi.

Kedatangan rombongan FPI mengejutkan panitia dan tamu undangan. Untuk menjaga situasi tetap kondusif, aparat keamanan segera melakukan pengamanan dengan memisahkan massa FPI dari peserta pelantikan. Namun orasi yang disampaikan tetap menarik perhatian dan menimbulkan kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik.

Ketua PWI-LS yang baru dilantik mencoba menjembatani ketegangan dengan melakukan dialog bersama perwakilan FPI. Dalam pernyataannya, ia mengatakan, “Kami menghargai kegiatan pengajian yang dilakukan bersama, namun pelantikan ini adalah agenda internal organisasi yang telah direncanakan secara sah dan resmi.” 

Upaya dialog berlangsung cukup alot. Pihak FPI tetap bersikeras pada pendiriannya dan meminta agar aspirasi mereka diperhatikan. Meski begitu, setelah beberapa saat, mereka akhirnya bersedia meninggalkan lokasi dengan catatan akan melanjutkan protes ke Polres Depok.

Kendati massa telah membubarkan diri, suasana di area Soneta Record tetap mencekam. Banyak tamu dan peserta pelantikan mengaku khawatir atas potensi konflik lanjutan yang bisa terjadi di kemudian hari.

Peristiwa ini tidak hanya menyita perhatian media, namun juga memantik diskusi luas di tengah masyarakat dan jagat media sosial. Sebagian publik menyayangkan kericuhan yang terjadi, dan berharap semua pihak dapat menyelesaikan perbedaan pandangan melalui dialog damai, bukan tekanan massa. Di sisi lain, ada pula yang mendukung langkah FPI sebagai bentuk kebebasan menyampaikan aspirasi.

Kejadian ini menjadi refleksi atas kompleksitas dinamika sosial dan keagamaan di Indonesia. Ke depan, semua elemen masyarakat diharapkan dapat mengedepankan komunikasi terbuka dan damai, khususnya dalam pelaksanaan kegiatan publik yang melibatkan berbagai pihak.

Pelantikan PWI-LS sejatinya ditujukan untuk memperkuat peran organisasi dalam membangun kebersamaan dan kontribusi positif di tengah masyarakat. Meski sempat diwarnai ketegangan, harapannya momentum ini tetap menjadi langkah awal untuk mempererat persatuan dan menciptakan ruang kolaborasi yang lebih luas demi kemaslahatan bersama.

{Redaksi}

Baca Juga

dibaca

Post a Comment

Hi Please, Do not Spam in Comments

Lebih baru Lebih lama
MediaSuaraRakyatIndonesia.id